Kamis, 27 September 2012

Puisi Tentang Kesedihan

Badai Di Hatiku

badai di hatiku hempaskan lenaku
menghantam sudutnya hingga porak-poranda
meluluhlantakkan rindu hingga tak sempat berbuah cinta
meretakkan dinding-dinding hati
di mana di sana kuukir indah wajahmu
badai di hatiku kian menggelora
ketika petikan gitarku tak mampu mengiringi sayatan gemulai biolamu
ketika detik yang terketik untuk syairku terdengar picisan oleh senandungmu
aku melupakan diri
terdengar desah angin lembah
membisikkan getar-getar gairah
api kecintaan untuk dirimu

tergeletak dalam layu dan sosok gersang
terkulai dalam lagu dan kata usang
badai di hatiku hancurkan jiwaku
luruhkan teguhnya hingga erosi
mengikis yakinnya hingga abrasi
aku bersenandung dalam bingung
dengan tembang liriknya bimbang
aku merintih sedih
aku menjerit sakit
aku khilaf lalu kalap
aku menyerah dan kalah
kasih…
lepaskanlah hatiku
dari cintamu yang berkabut
Biar Langit Yang Memutuskan

Hangatnya perapian malam
Mengingatkanku akan hangatnya pelukanmu
Kesejukan sungai kebahagiaan
Bagai menatap senyummu
Damainya jiwaku..
Di mana.. belas kasih itu?
Bersamamu seperti mimpi semu
Hanya bisa merasakan abadinya duka
Dalam hati tersimpan banyak doa..
Kau bilang kita pasti bisa
Bisa paling mencintai
Bersama sampai tua
Bersatu hingga mati
Kau bilang perbanyak doa dan harapan
Impian kita pasti kan terwujud
Namun apa yang terjadi kini..?
Biarlah Langit yang memutuskan..
Satu keinginan..
Cinta kita jangan sampai berubah
Hati kita tetap menyatu
Menciptakan bahagia bersama
Tak semudah yang kita duga..
Bagaimana.. harus ku hentikan air mata?
Impian kita hanya sebatas dalam mimpi..
Biarlah Langit yang memutuskan
Tentang akhir cerita cinta kita..
Rembulan Yang Tinggal Separuh:

Semilir angin kian lembab
Lahirkan titik titik embun diujung dedaunan
Jangkrik bersiul merdu
Sayup suara Ku si burung hantu
Suasana malam yang kian pekat nan senyap
Temaniku dalam pilu
Aku tergugu, Gejolak rindu seolah membeku
Rembulan yang tinggal separuh Mengintip dari celah jendela kamarku
Dia pun terlihat agak sendu Meski tetap tersenyum merayu
Seolah dia tahu gundahku…

Oh rembulan tahukah engkau…
Diujung langit mana dia terbang?
Tak satupun nampak jejak juga bayang
Masihkah rindu ini harus ku genggam
Hingga sampai saat itu menjelang
Aku mencintainya sepenuh hati
Amat merinduinya meski telah pergi
Ku hanya ingin bertatap Walau hanya sekejap
Namun itu takkan mungkin terjadi
Tidakkah seharusnya rasa ini telah mati
Dan sirna dari hati ini…
Namun dia tetap bertahta di palung sanubari…
Rasa kemarin

Kemarin aku dengar kata yang menyakitkan
kata darimu yang ku sayang
pecahkan hatiku yang mencintaimu

Mungkin cinta itu harus lama mengenal
sedangkan aku terlalu cepat
sama cepatnya dengan bayangmu yg masuk dalam hatiku

Kini entah harus aku bayanganmu itu ?
aku lupakan atau ku biarkan tetap tinggal

Semoga gelap malam segera bisa mengajariku doa melupakan rasa itu, agar detak jantungku normal di hadapmu ta’ lagi bergemuruh agar bibirku ta’ lg kelu menyapamu
ajari aku menjadikanmu biasa !
Teriakan Hati

disaat terpikir tenteng dia
yang entah ada di mana
terkadang hati teriak dengan kehampaannya
mencari dan menunggu hati cintanya

ku menangis tanpa air mata
ku teriak tanpa suara
hanya merasakan sakitnya hati
begitu tersiksa menunggu yang di nanti

begitu berat melepaskan rasa ini
yang sudah merasuk dalam hati
mungkin bila aku nanti mati
sesalku akan abadi

akankah penantian ini berujung bahagia
ataukah hanya asa semata
tapi hatiku kan selalu tegar menghadapinya
walau akhirnya hanya membuat luka
Sumber; blogbintang.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
;